Ikang Fawzi & Marissa haque Duta LP3I di Langsa, Aceh Timur, Maret 2011

Ikang Fawzi & Marissa haque Duta LP3I di Langsa, Aceh Timur, Maret 2011
Ikang Fawzi & Marissa haque Duta LP3I di Langsa, Aceh Timur, Maret 2011

LP3I Langsa, aceh Timur, Kampung halaman Bapak Dr. Syahrial (Owner LP3I)

LP3I Langsa, aceh Timur, Kampung halaman Bapak Dr. Syahrial (Owner LP3I)
Marissa Haque & Ikang Fawzi: Promo LP3I Langsa, Aceh Timur, Maret 2011

Asmaul Husna, Islam, Aceh, Ikang Fawzi, Marissa Haque, LP3I

Asmaul Husna, Islam, Aceh, Ikang Fawzi, Marissa Haque, LP3I
Asmaul Husna, Islam, Aceh, Ikang Fawzi, Marissa Haque, LP3I

Duta LP3I Marissa Haque & Branch Manager LP3I Langsa, Aceh Timur, Bapak Zulkifli

Duta LP3I Marissa Haque & Branch Manager LP3I Langsa, Aceh Timur, Bapak Zulkifli
Duta LP3I Marissa Haque & Branch Manager LP3I Langsa, Aceh Timur, Bapak Zulkifli

Pendaftaran LP3I Tahun Ajaran 2010-2011

Telah dibuka Pendaftaran siswa baru tahun Ajaran 2010-2011 Semua Jurusan LP3I Business College Cabang Langsa. Informasi Pendaftaran Silakan Datang Langsung Ke LP3I Cabang Langsa JLN.ISKANDAR SANI NO. 10-11. KAMPUNG MEUTIA KOTA LANGSA. TELP. 0641 22312, SMS 081269246490 atau Melalui Pendaftaran Online KLIK DISINI

Kamis, 07 April 2011

Marissa Haque & Ikang Fawzi: Ketika Alam Tak Ingin Menyakiti 'Rumah Allah'

Subhanallah! Masjid di Pesisir Mentawai Tak Tersentuh Tsunami

Sumber : Wahw33d Blog

Subhanallah..!!!. Ada Masjid Di Pinggir Pantai Tak Tersentuh Tsunami Di Mentawai - Pagi itu, sekitar pukul 10.00 WIB, langit Sikakap tampak mendung. Di luar rumah tanah tampak lanyah. Pepohonan dan rerumputan masih basah setelah diguyur hujan deras sepanjang malam. Sebentar lagi, sepertinya hujan deras bakal turun. Ya, membasuh duka Bumi Sikerei.

Di luar rumah, bau mayat menyengat. Aroma tak sedap menebar ditiup angin. Memang, hingga Jumat (29/10), mayat masih bergelimpangan di pinggir jalan. Pikiran saya langsung terbayang ratusan warga Pagai Selatan yang bertahan di perbukitan, dalam kondisi hujan badai. Selain menahan lapar, dinginnya malam, mereka harus melawan penyakit yang kini menyerang.

Ternyata benar. Hujan deras mengguyur Sikakap. Tak hanya hujan, tapi juga badai. Di posko utama, para jurnalis dan relawan telah berkumpul. Seperti biasa, setiap pagi kami siap-siap menyisir desa terpencil yang belum terjamah bantuan. Pagi itu, tim relawan dan jurnalis hendak menuju Dusun Pasa Puat di Pagai Utara. Dusun itu, semua rumah hancur. Mujur, tidak ada korban jiwa.

http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos2/masjid-tua.jpg&h=235&w=355&zc=1

..."Kami dalam masjid ada sekitar 50 orang, sedangkan warga yang lain telah menyelamatkan diri ke perbukitan yang berjarak satu kilometer dari masjid. Melihat masjid tidak kena sama sekali, kami merasa heran. Setelah itu kami sadar ini adalah kehendak Tuhan,...

Perjalanan menggunakan kapal kayu atau long boat. Kapal itu mampu memuat 12 orang dan sedikit logistik untuk pengungsi. Berapa menit berlayar, gelombang dua meter menghadang. Pelayaran pun dihentikan. Setelah menunggu sekitar satu jam, boat yang dinakhodai Dayat itu dilanjutkan selama dua jam pelayaran. Sepanjang perjalanan, boat nyaris karam karena dipenuhi air. Kami sampai di tujuan sekitar pukul 17.00 WIB.

Dari pantai, Dusun Pasa Puat sunyi senyap. Sedikit pun tidak terlihat tanda-tanda seperti sebuah kampung. Permukiman penduduk rata dengan tanah. Tak satu pun rumah warga yang berdiri. Semua tiarap. Hanya ada satu bangunan berdiri kokoh menghadap pantai. Ya, sebuah masjid. Garin masjid itu juga selamat. Zulfikar namanya.


Hari beranjak senja. Hujan belum juga reda. Zulfikar tampak bersiap menunaikan Shalat Maghrib. Dalam obrolannya, pria berusia 40 tahun itu mengaku telah tingal di dusun itu sejak kecil. Sama dengan usia masjid itu yang berdiri sekitar tahun 1960 silam. "Ini masjid tertua di dusun kami. Bentuk masjid itu sudah tidak asli lagi, karena terus diperbaiki," ujar Zulfikar.


Zulfikar menceritakan, masjid ini sama sekali tidak tersentuh tsunami pada malam itu. Padahal, lokasinya tidak jauh dari pantai. Sedangkan rumah-rumah warga di sekitar masjid, rata dengan tanah. Masjid inilah yang menjadi tempat perlindungan masyarakat saat gelombang besar datang.


Seperti mukjizat, air laut hanya sampai di teras masjid. Di luar masjid, Zulfikar melihat dengan mata kepala sendiri gelombang tsunami mencapai delapan meter. "Kami dalam masjid ada sekitar 50 orang, sedangkan warga yang lain telah menyelamatkan diri ke perbukitan yang berjarak satu kilometer dari masjid. Melihat masjid tidak kena sama sekali, kami merasa heran. Setelah itu kami sadar ini adalah kehendak Tuhan," jelas pria berjenggot itu.


Zulfikar dan 50 warga lainnya tidak henti-henti mengucap kebesaran Allah. Di luar masjid, tsunami terus menerjang sebanyak tiga gelombang. Tiada yang menduga, tsunami menghindar dari masjid. "Sepertinya, di masjid air terbelah, sehingga lantai masjid pun tidak basah sama sekali," kenangnya. ( voa-islam.com )


source:

2 komentar:

  1. Angelina Sondakh, di FISIP UI jurusan Komunikasi, Program Doktor dgn dosen Prof. Dr. Effendi Gazali
    Sumber: http://kampanye-politik-hitam.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Salah satu pembudidaya ayam mutiara adalah Juwaidi. Pria yang tinggal di Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam itu mengenal ras ayam mutiara mulai tahun 2003. Pemilik Adina Agro Aceh, usaha peternakan ayam buras petelur dan ayam hutan Sumatera itu kebetulan memperoleh sepasang indukan dari salah seorang temannya dari Sumatra Utara. Selanjutnya, tahun 2007 ia memulai usaha penangkaran secara semi intensif. Saat ini ia sudah memiliki sekitar 20 ekor indukan ayam mutiara. “Karena bulunya indah dan masih langka didapatkan, jadi cocok jadikan bisnis,” ia beralasan. (*/Majalah Pengusaha)

    BalasHapus

Duta LP3I Hj.Marissa Haque & Undangan LP3I Langsa, Aceh Timur Kampung Halaman Dr. Syahrial

Duta LP3I Hj.Marissa Haque & Undangan LP3I Langsa, Aceh Timur Kampung Halaman Dr. Syahrial
Duta LP3I 2010-2011, Hj. Marissa Haque & Ikang Fawzi: Promo LP3I Langsa, Aceh Timur, Maret 2011

Entri Populer